Menurut para dosen di Unpad, AI seperti ChatGPT memiliki potensi besar dalam mendukung proses penulisan dan produksi literasi, namun juga memunculkan beberapa kekhawatiran. Salah satu dosen Unpad, Dr. Indra Pratama, menyampaikan bahwa meskipun ChatGPT mampu menyusun teks yang koheren, terdapat risiko tergesernya kreativitas manusia. “Buku-buku yang dihasilkan dengan AI cenderung mengandalkan pola dan data yang sudah ada sehingga aspek kreativitas yang khas dari manusia bisa berkurang,” ujarnya.
Selain itu, Dr. Aisyah Sari, dosen Sastra di Unpad, juga menyoroti aspek etika dalam penerbitan karya literatur berbasis AI. Ia menekankan pentingnya transparansi dalam mengungkap penggunaan AI dalam proses kreatif agar pembaca memahami keterlibatan teknologi tersebut. “Jika tidak ada transparansi, pembaca mungkin sulit menilai mana karya yang sepenuhnya dari penulis manusia dan mana yang melibatkan teknologi AI,” jelasnya.
Para akademisi di Unpad pun sepakat bahwa AI dapat menjadi alat bantu produktif dalam menulis, namun penggunaannya harus dibarengi dengan pemahaman tentang batasan dan tanggung jawab etik.