Categories: Artikel

Bolehkah Berhubungan Seks di Rabu Wekasan? Begini Isi nya !

Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang beragam dan tradisi yang turun temurun. Hampir semua aspek kehidupan banyak didasari oleh tradisi budaya masing-masing, salah satunya hubungan seksual.

Ada salah satu tradisi di Pulau Jawa yang mengatur tentang hubungan seksual, yaitu Rabu Wekasan. Tidak ada istilah tersebut di dalam Islam. Namun, para leluhur meyakini Rabu Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Safar merupakan hari yang penuh kesialan.

Meski bukan syari’at utama dalam Islam, kita tetap menghormati budaya dan tradisi yang ada di suatu daerah. Berikut ini beberapa fakta terkait berhubungan seks di hari Rabu Wekasan.

  1. Tradisi Rabu Wekasan sudah turun-temurun sejak zaman dulu

Advertisements

Freepik/freepik

Rabu Wekasan dikenal sebagai hari Rabu terakhir di bulan Safar setiap tahunnya. Bulan Safar sendiri disamakan dengan kata Shifr (صفر) yang berarti kosong. Hal ini karena masyarakat Arab zaman dulu mengosongkan rumah-rumah saat pergi ke medan perang.

Tradisi Rabu Wekasan berawal dari kepercayaan orang-orang Islam terdahulu yang menganggap hari Rabu terakhir di bulan Safar mendatangkan kesialan, bahkan banyak muncul penyakit.

Oleh karena itu, banyak orang yang melakukan berbagai kegiatan untuk menolak bala. Mulai dari zikir, mengadakan selamatan dan salat sunah penolak bala.

Advertisements

2.Tak ada perkataan Nabi Muhammad SAW mengenai Rabu Wekasan

Freepik/Tirachardz

Namun, asal usul istilah Rabu Wekasan sendiri bukanlah berasal dari perkataan Nabi Muhammad SAW. Menurut Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah, Buya Yahya, Rabu Wekasan hanya berupa perkataan dari mulut ke mulut bahwa pada hari itu akan turun banyak bencana.

“Kalau (ajaran) dari nabi tidak ada, cuman kalau udah katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran nabi tidak bisa kita (katakan) langsung murni bid’ah,” tuturnya seperti yang dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV.

3. Lalu, apa hukumnya berhubungan seks pada Rabu Wekasan?

 

Pexels/Monstera

Beberapa ulama salaf memiliki pendapat berbeda mengenai hubungan seksual yang dilakukan saat hari Rabu Wekasan, tepatnya pada malam awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan.

Page: 1 2

LP-KPK NTB KOMCAB KOTA MATARAM

Recent Posts

Janji Mobil Berujung Petaka! Bu Guru Salsa Jember Terjebak, Video Syur Viral di Medsos

Baru-baru ini, sebuah video tidak senonoh yang melibatkan seorang guru bernama Salsa dari Jember, Jawa…

10 jam ago

Wakil Ketua DPRD Luwu Utara, Karemuddin Terima Tembusan Surat Somasi dari Forum Komunikasi LSM-Pers Luwu Utara

LP KPK - Luwu Utara Wakil Ketua I DPRD Luwu Utara, Karemuddin, menerima tembusan surat…

15 jam ago

MUI: Awal Ramadan 2025 Berpotensi Berbeda, Idul Fitri Diprediksi Serentak

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengindikasikan potensi perbedaan dalam penetapan awal puasa Ramadan 2025 antara pemerintah…

21 jam ago

Umat Muslim Manggarai wakafkan tanah ke Yayasan sepakat bersama.

Manggarai, Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Manggarai menggelar acara ikrar wakaf yang berlangsung khidmat. Acara ini…

2 hari ago

ASTAGA! Proyek Rp70 Miliar Poltekkes Mataram Macet! Forum Rakyat NTB: Ada Kongkalikong?

Mataram, NTB.  Forum Rakyat NTB menggelar hearing ke Poltekkes Kemenkes Mataram guna mempertanyakan kejelasan proyek…

2 hari ago

Di Anggap Tidak Serius 7 Tuntutan Menggema! FK LSM-PERS Luwu Utara Desak Polres Usut Tambang Ilegal hingga Penimbunan BBM

LP KPK, Luwu Utara – Forum Komunikasi LSM - PERS Kabupaten Luwu Utara kembali melayangkan…

2 hari ago