Bermain-Main Dengan Nasip Peserta! Dari Transparansi ke Prank: Potret Buruk Seleksi BPI

Lpkpkntb.com – Proses seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) kembali menuai kritik keras, terutama terkait isu transparansi dan profesionalisme pelaksanaannya.

Beberapa poin yang menjadi sorotan adalah:

Advertisements
  1. Ketidaktransparanan Nilai dan Pengumuman
    Banyak peserta mengeluhkan kurangnya keterbukaan dalam proses seleksi, mulai dari peringkat nilai hingga mekanisme pengumuman hasil. Hal ini menimbulkan spekulasi dan ketidakpercayaan terhadap integritas proses seleksi.
  2. Masalah Sistem dan Pengelolaan Data
    • Kesalahan Teknis: Pascapengumuman, ditemukan berbagai masalah teknis seperti peserta yang dinyatakan lolos meskipun tidak mengikuti wawancara.
    • Penggunaan Data: Data yang diminta dari peserta melalui proses manual dipertanyakan apakah benar-benar digunakan sebagai referensi atau hanya formalitas.
  3. Perbandingan dengan LPDP
    Seleksi LPDP dianggap memiliki tingkat transparansi yang lebih baik meskipun masih terdapat beberapa “blind spot,” seperti tuduhan adanya penerima “titipan” anak pejabat. Namun, BPI dinilai lebih bermasalah dalam hal keterbukaan dan sistem seleksi.
  4. Komitmen terhadap Janji Menteri
    Peserta mempertanyakan apakah BPPT/BPI mengikuti garis komando dari Menteri yang menjanjikan seleksi yang adil dan profesional. Kenyataannya, pelaksanaan dianggap jauh dari standar tersebut.
  5. Profesionalisme yang Diragukan
    Banyak peserta merasa bahwa pihak BPI tidak menunjukkan sikap profesional dalam menangani seleksi, bahkan dianggap “bermain-main” dengan nasib peserta.

Kritik ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap pengelolaan seleksi BPI.