“Dari salat (ke shalat) yang lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadan ke Ramadan, semua itu dapat menghapuskan (dosa-dosa) di antara waktu tersebut, jika menjauhi dosa-dosa besar.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim).
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim).
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadan, dan semua orang muslim yang berdo’a akan dikabulkan do’anya.” (Hadits Riwayat Bazzar).
“Siapa yang berpuasa (pada bulan) Ramadan, maka satu bulan sama seperti sepuluh bulan. Dan (siapa yang berpuasa setelah itu) berpuasa selama enam hari sesudah Id (Syawal), hal itu (sama nilainya dengan puasa) sempurna satu tahun”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad dan Muslim).
4. Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, Setan-Setan Dibelenggu
Hal ini tercantum pada Hadits Shahih Bukhari dan Muslim, “Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” Sementara pada Hadits Riwayat Nasa’i dan Ahmad terdapat tambahan, “Telah datang kepadamu Ramadan, bulan yang penuh barakah.”
5. Tidak Ada Siksa Kubur di setiap Malam Ramadan
Menurut Hadits Shahih Riwayat Ahmad, “Pada setiap (waktu) berbuka, Allah ada orang-orang yang dibebaskan (dari siksa neraka).”
6. Qiyam Ramadan (Shalat Tarawih) Penuh Pahala
Shalat Tarawih memiliki banyak sekali keutamaan. Seperti halnya yang disebut pada Hadits Shahih Riwayat Abu Daud, “Bahwa siapa menunaikan qiyamul lail bersama imam hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamul lail semalam (penuh)”.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu, dia berkata: Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan menunaikan qiyam Ramadan tanpa memerintahkan dengan kuat (baca: bukan wajib). Kemudian beliau bersabda: “Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Qiyam Ramadan ini juga dianjurkan secara berjamaah. Shalat Tarawih berjamaah lebih utama daripada salat seorang diri. Nabi Muhammad Saw. sendiri telah melaksanakannya dan menjelaskan keutamaan hal itu pada sabda sebelumnya di awal paragraf (Bahwa siapa menunaikan qiyamul lail bersama imam…).
7. Umrah saat Ramadan Pahalanya seperti Haji
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas Radhiallahu ’anhuma, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wasallam bersabda kepada wanita dari Anshar: “Apa yang menghalangi anda melaksanakan haji bersama kami?” Dia berkata: “Kami hanya mempunyai dua ekor unta untuk menyiram tanaman. Bapak dan anaknya menunaikan haji dengan membawa satu ekor unta dan kami ditinggalkan satu ekor unta untuk menyiram tanaman.” Beliau bersabda: “Jika datang bulan Ramadan tunaikanlah umrah, karena umrah (di bulan Ramadan) seperti haji”. Dalam riwayat Muslim: “(seperti) haji bersamaku”.
8. Keutamaan I’tikaf di 10 Hari Terakhir Ramadan
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim menyebut, “Sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam biasanya beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan hingga Allah ta’ala mewafatkannya, kemudian istri-istrinya beri’tikaf (sepeninggal) beliau.”
9. Anjuran Perbanyak Tadarus Al-Qur’an dan Tilawah
Definisi dari tadarus Al-Qur’an tidak lain adalah membacakannya kepada orang lain maupun mendengarkan orang lain yang membacanya. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim menyebut, “Sesungguhnya Jibril bertemu Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam setiap malam di bulan Ramadan dan membacakan (Al-Qur’an) kepadanya.”
Membaca Al-Qur’an memanglah dianjurkan secara mutlak. Namun pada bulan Ramadan, membaca Al-Qur’an lebih-lebih ditekankan dengan sangat.
10. Pahala Berbagi saat Buka Puasa
Ramadan adalah bulannya berbagi, termasuk berbagi sajian buka puasa kepada orang lain. Menurut Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah, “”Barang siapa memberi buka (kepada) orang yang berpuasa, maka dia (akan mendapatkan) pahala seperti orang itu, tanpa mengurangi pahala orang berpuasa sedikit pun juga.”
Dengan kata lain, orang berpuasa yang membagi bukaan kepada orang berpuasa lainnya akan mendapat pahala dua kali lipat.
Semoga Allah karuniakan pada kita bimbingan dan kekuatan untuk meraih ampunan, taqwa, dan cintaNya. (Abi/ron).