Namun, urai Sri, saat berdiskusi, terjadi miskomunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswi,
“Saat kami tanyakan, orang tua siswi lalu tegang dan di situlah terjadi miskomunikasi. Ya, Alhamdulillah kini kami sudah berpelukan,” imbuh Sri.
Sri Adhawati memastikan selama ia masih menjabat Kepsek di SMAN 1 Panai Hilir, pihaknya tidak akan membiarkan siswa/i nya putus sekolah hanya karena masalah ekonomi, Sri berjanji akan memperjuangkan anak didiknya,
“Saya berjanji selagi anak-anak mau bersekolah saya akan memperjuangkannya,” tegas Sri Adhawati.
Sementara itu, Azuan Nasution, Ketua Komite SMAN 1 Panai Hilir membenarkan bahwa terjadi miskomunikasi antara orang tua siswi dan pihak sekolah.
Azuan menyebut, maksud dari pihak sekolah mengundang orang tua siswi hanya ingin mengkonfirmasi apakah uang SPP dan baju olahraga sudah diberikan orang tuanya kepada anaknya.
Bahkan menurut Komite Sekolah Azuan, Ada beberapa siswa/i yang tidak mampu (yatim piatu) uang SPP nya dibiayai uang pribadi Bu Sri Adhawati,
“Saya hanya kesal, padahal ada beberapa siswa/i (yatim-piatu) uang SPP nya dibantu secara pribadi oleh ibu Sri Adhawati,” kata Azuan dengan nada kesal.