Sistem transportasi terpadu yg mengintegrasikan semua moda transportasi darat telah memudahkan mobilisasi warga dgn biaya murah. Kok bisa?
Kenyataannya memang begitu . Yg suka jalan kaki difasilitasi dgn trotoar.
Silakan bersepeda bagi yg hobi karena tersedia jalur yg aman.
Pemberhentian bus jadi tontonan yg mengasyikan karena menghadirkan kemoderenan yg dulu hanya terlihat di film2 Hollywood.
Kalau para Gubernur sebelumnya iri hati pada mas Anies , itu lantaran mereka baru tahu bahwa kota bisa disulap dgn ide2 kreatif.
Lebih daripada itu , mas Anies membawa pemahaman baru tentang kota ; bahwa kota adalah hunian yg memadukan kebutuhan fisik dan jiwa manusia utk mendapatkan kenyaman hidup maksimal yg , pada gilirannya , membuat manusia dari semua bakat dapat mengaktualisasi diri dan berinovasi utk kebaikan bagi semua.
Tapi itu baru infrastruktur . Belum lagi pelayanan sosial yg mengagetkan sekaligus mengharukan mereka.
Kaum disabilitas , guru , siswa , fakir miskin , mereka yg tergusur , dan orang2 yg berjasa bagi Jakarta dan negeri dipenuhi hak2 mereka.
Serentak mereka terkejut karena mas Anies bilang ini hak mereka dan merupakan janji kemerdekaan yg harus dipenuhi pemimpin.
“ Hak ? Kami punya hak ?” Mereka bertanya sambil berlinang air mata.
Selama ini mereka tahu rakyat hanya punya kewajiban , bukan hak . Kewajiban mengabdi pada penguasa sejak zaman yg tak dapat diingat lagi
Bahkan , mereka mengira menggusur rakyat miskin di bantaran Sungai Ciliwung tanpa kompensasi sudah merupakan takdir dari langit.
Tiba2 saja mas Anies bilang itu tidak benar.
Terkejutlah mereka bukan kepalang.
Belum lagi habis mereka bertanya apakah mereka tidak sedang bermimpi , mas Anies telah menyodorkan kpd mereka hunian baru yg lebih manusiawi.
Mulai hari itu beban hidup mereka terasa lebih ringan di bawah langit biru yg membentang sampai jauh.
Syukuran pun mereka gelar sebagai terima kasih kpd Tuhan Maha Pemurah melalui perantaraan-mu
Mas Anies yg baik , sebelum mendeklarasikan “Anies for President”, telah lebih dahulu mereka bergegas menemui para rohaniawan yg sdg berdoa bagi panjang umurmu.
Mereka ingin mendapat konfirmasi apakah benar mas Anies melayani keperluan rumah ibadah semua Agama. Para pemuka tiap Agama itu lalu naik ke mimbar dgn emosi yg membuncah.
Dgn suara serak sambil terisak , mereka berkata ,
“Sebenarnya kami malu utk menyampaikannya . Tapi kebenaran tak bisa disembunyikan, seperti Matahari di siang bolong.
Memang benar Anies telah membantu kami secara adil . Lihat , indahnya rumah ibadah kita hari ini berkat bantuan beliau.”
Mereka mengaku merasa bersalah karena dalam Pilgub dulu tak menyoblos mas Anies.
Tapi mas Anies tak kecewa . Para pemuka Agama itu merasa terhina karena hati dan pikiran tak mampu menuntun mereka pada pilihan yg benar.
Ketika itu benak mereka telah terkontaminasi Propaganda orang2 jahat . Sekarang mereka bilang , alangkah mulianya mas Anies yg telah juga meningkatkan kerukunan antar Ummat beragama.
Mereka mengaku telah menggunakan kaca pembesar utk mencari politik identitas pd dirimu , tapi tak ditemukan
Jakarta di bawah kepemimpinan mas Anies ternyata jauh berbeda dari apa yg mereka bayangkan sebelumnya.
*Tak heran , orang menduga kuat para Rohaniwan itu juga ingin mas Anies memimpin Indonesia…*
Sumber: https://suaranasional.com