Sebagian besar peserta juga menyoroti lemahnya sikap pejabat yang seolah enggan “pasang badan” untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam program beasiswa. Mereka menuntut adanya komitmen konkret, bukan sekadar pernyataan tanpa tindak lanjut.
Rangkaian tuntutan ini diharapkan dapat menjadi evaluasi penting bagi pihak BPI dan kementerian terkait untuk memperbaiki sistem seleksi di masa depan. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas agar tragedi serupa tidak terulang kembali.
“Kami tidak menuntut yang lebih, hanya keadilan dan kepastian. BPI harus memberikan bukti konkret, bukan hanya janji di atas kertas,” pungkas salah satu peserta lainnya.
Menurut beberapa peserta, meskipun belum berhasil lolos, mereka tetap berharap agar inisiatif ini dapat diperhatikan dalam anggaran tahun depan, mengingat pentingnya kesempatan untuk pengembangan riset dan teknologi bagi kemajuan bangsa.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak BPI terkait tuntutan yang disampaikan oleh para pelamar. Masyarakat kini menunggu langkah konkret dari pihak terkait untuk memberikan solusi atas permasalahan ini.