Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya bintang di malam hari.
Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horizon yang luas.
Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata memandang.
Kita punya pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani satu sama lain.
Kita beli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.
Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman-teman untuk melindungi mereka.
Ayah si anak hanya bisa bungkam.
Lalu si anak menambahkan kata-katanya : “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan betapa MISKIN-nya kita”.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
Kaya dan Miskin tergantung pada persepsi kita sendiri, bukan pada penilaian orang lain.
Orang lain yang tampak miskin bagi kita, boleh jadi termasuk kaya menurut orang lain, atau bahkan mereka sendiri
Kisah diatas mendorong kita untuk selalu melihat perspektif lain…
✅✅✅✅✅✅✅✅✅
_*Raihlah pahala jariah, dengan membiasakan diri menyebarkan artikel kebaikan yang bermanfaat ini ke 3 grup WA. Semoga pahala mengalir kepada penulis dan Anda yang menyebarkannya.*_