Tingginya angka pengangguran ini sendiri terjadi tatkala beberapa perusahaan teknologi China mulai melakukan perampingan dalam organisasinya. Raksasa e-commerce Alibaba baru-baru ini mengurangi tenaga kerjanya lebih hingga dari 13.000 dalam enam bulan pertama tahun ini.
“Ini adalah pengurangan terbesar dalam jumlah karyawan sejak Alibaba terdaftar di New York pada 2014,” menurut data yang yang dimiliki oleh CNN.
Tencent, raksasa media sosial dan game, melepas hampir 5.500 karyawan dalam tiga bulan hingga Juni. Ini adalah kontraksi tenaga kerja terbesar dalam lebih dari satu dekade terakhir.
“Pentingnya pemotongan industri teknologi terbaru ini tidak dapat diremehkan,” kata analis senior China di Foundation for Defense of Democracies, Craig Singleton.
Singleton menyebut krisis pekerjaan ini dapat merusak ambisi Presiden Xi Jinping untuk mengubah negara itu menjadi pemimpin inovasi dan negara adidaya teknologi global dalam dua hingga tiga dekade mendatang.
Pemotongan terbaru ini merupakan ancaman ganda bagi Beijing ke depan. Tidak hanya ribuan orang yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tetapi sekarang raksasa teknologi China ini akan memiliki lebih sedikit karyawan yang memenuhi syarat untuk membantu mereka berinovasi dan meningkatkan skala untuk menghadapi pesaing Barat mereka,” tambahnya.
“Ada pepatah di kalangan bisnis bahwa ‘jika Anda tidak tumbuh, Anda sekarat,’ dan kebenaran sederhana itu mengancam untuk melemahkan ambisi teknologi China yang lebih luas.”