Lpkpkntb.com – Dunia hanyalah jembatan menuju kehidupan yang abadi, dan setiap yang hidup di dunia ini akan mati. Hidup manusia di dunia ini hanya sementara, karena ada perjalanan yang lebih panjang nanti setelah manusia mengalami kematian.
Karena itu sebagai bekal kita harus berlomba-lomba untuk melakukan amal baik dan segala ibadah yang telah di tunjukan dalam Al Qur’an dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Saat hari akhir nanti, semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatanya semasa hidup. Baikkpkn buruknya amalan kita di dunia akan mendapatkan balasan di akhirat kelak. Tentunya saat itu manusia akan digolongkan menjadi 2 yaitu yang banyak amal kebaikanya dan manusia-manusia yang lebih berat timbangan keburukanya.
Dari golongan manusia yang berat timbangan keburukanya ini. Allah SWT tidak akan mau bicara dengan beberapa golongan didalamnya.
Baca Juga:
Cara Perkawinan Adat Sasak Dalam Tinjauan Hukum Islam dan Udang Undang? (melarikan anak gadis)
Allah akan mengajak bicara hamba-hambaNya kelak pada hari kiamat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
Tidak ada seorangpun dari kamu kecuali akan diajak bicara oleh Rabbnya Azza wa Jalla tanpa ada penterjemah antara ia dan Allah. (HR Al Bukhari dan Muslim).
Siapakah mereka yang tidak diajak bicara oleh Allah? Rasulullah shallallahu ëalaihi wasallam telah mengabarkan dalam lima hadits tentang mereka. Yaitu:
Pertama: hadits Abu Bakar Ash Shiddiq:
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Siapa yang menyeret kainnya karena sombong maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada hari kiamat. Abu Bakar berkata, Wahai Rasulullah, sesuangguhnya salah satu bagian kainnya melorot tetapi aku berusaha untuk menjaganya (agar tidak melebihi mata kaki). Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Engkau tidak melakukannya karena sombong. (HR Al Bukhari).
Mereka mengatakan bahwa hadits-hadits ini mengikat kemutlakan larangan isbal, artinya bahwa isbal itu dilarang bila disertai kesombongan, namun bila tidak disertai kesombongan maka hukumnya boleh.
Baca Juga:
5 MANFAAT BEROLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM
Inilah fenomena kedangkalan dalam pemahaman. Karena bila kita perhatikan hadits Abu bakar di atas, tampak kepada kita bahwa Abu bakar tidak melakukan itu dengan sengaja, oleh karena itu Nabi menyatakan bahwa Abu bakar tidak melakukannya karena sombong. Ini menunjukkan bahwa orang yang melorotkannya dengan sengaja melebihi mata kakinya adalah orang yang sombong walaupun pelakunya mengklaim dirinya tidak sombong. Karena isbal itu sendiri adalah kesombongan sebagaimana dalam hadits:
Page: 1 2
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Polresta Mataram berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang pejabat penting di Dinas Pendidikan…
Lalu Ibnu Hajar Ketua Umum DPP Ormas Sasaka Nusantara NTB Investigasi Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung…
Berita mengenai "Gunung Emas" di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak orang, terutama yang mengaitkannya…
Terkait dugaan jual beli proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) yang muncul tuntutan dari sejumlah pihak…