Advertisements
Categories: AGAMAArtikel

22 Pesan Berharga dari Mufti Besar Sunni Islam dan juga Pendiri Mazhab!

lpkpkntb.com – Imam Asy-Syafi”i adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi”i, Kelahiran: 767 M, Gaza meninggal: 19 Januari 820 M, di Kairo Mesir.

Anak: Fatimah binti Asy-Syafi’i, Muhammad Asy-Syafi’i.
Kemudian, Imam Syafi’i atau yang juga dikenal dengan nama ‘Syaikh Al Islam’, adalah salah satu dari empat Imam besar mazhab Sunni.
Imam Syafi’i juga merupakan penulis dari beberapa karya terkemuka di lapangan. Dia diberi gelar ‘Nasir al-Hadits’ yang berarti “pembela hadits”.
Imam Syafi’i adalah pendiri mazhab Syafi’i yang populer di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Memiliki nama asli Muhammad Ibn Idris, Imam Syafi’i merupakan keturunan dari keluarga Hashimi dari suku Quraisy.
Kemudian, Imam Syafi’i
Imam Syafi’i adalah seorang Imam dengan reputasi yang tak diragukan lagi.
Beliau menjadi pendiri Mazhab Syafi’iyah dan sekaligus peletak pertama dasar-dasar ilmu ushul fiqh sehingga seluruh ulama ahli fiqih di dunia dapat dianggap berutang budi padanya.
Dalam hal aqidah, Imam Syafi’i adalah salah satu tokoh yang dijadikan rujukan oleh manhaj aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah (Asy’ariyah-Maturidiyah).
Di sisi lain, sejarah menegaskan bahwa tokoh-tokoh besar dari mazhab Syafi’iyah, seperti al-Baihaqi, Imam al-Haramain, al-Ghazali dan lain-lain, justru adalah para pakar ilmu kalam.
Benarkah anggapan sebagian orang bahwa Imam Syafi’i menolak Ilmu Kalam secara mutlak sedangkan para pengikutnya tidak patuh pada beliau? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tahu bagaimana sebenarnya konteks larangan Imam Syafi’i tersebut sehingga bisa menilai secara komprehensif.

Nama lengkap Imam Syafi’i adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris Al-Syafi’ee bin Al-Abbas bin Utsman bin Shafie bin Ubaid bin Abu Yazid bin Hasyim bin Al-Muttalib, dimana ayah dari Abdul Muthalib kakek Nabi (SAW) bin Abd Manaf.

Dia adalah satu-satunya Imam yang terkait dengan Nabi Muhammad (SAW) karena dia berasal dari suku Quraisy dari Bani Muthalib, yang merupakan saudara dari suku Bani Hasyim suku Nabi Muhammad (SAW).

Kehidupan Awal Imam Syafi’i

Imam Syafi’i lahir pada tahun 150 H (767 M) di Gaza, Palestina.

Itu adalah tahun yang sama di mana Imam Besar Abu Hanifah meninggal.

Dia kehilangan ayahnya saat masih bayi dan dibesarkan oleh ibunya dalam keadaan yang sangat miskin.

Khawatir akan kehancuran garis keturunan putranya, ibunya memutuskan untuk pindah ke Mekkah tempat tinggal kerabat mereka. Imam masih sangat muda saat itu.

Dikutip oleh sebagian ulama bahwa beliau berumur dua tahun ketika ibunya hijrah ke Mekkah.

Oleh karena itu, ia menghabiskan tahun-tahun formatifnya untuk memperoleh pendidikan agama di kota Mekkah dan Madinah.

Menurut beberapa sumber, dia hafal Quran pada usia tujuh atau sembilan tahun.

Imam Syafi’i dibesarkan di antara suku Bani Huzail di Mekkah yang sama dengan banyak suku Arab pada masa itu yang sangat ahli dalam seni puisi, sebuah tradisi yang diwariskan kepada Imam Syafi’i yang menjadi sangat mahir di dalamnya.

Pendidikan awalnya ditandai dengan kemiskinan karena ibunya tidak mampu membayar biaya pendidikannya.

Akibatnya, alih-alih mengikuti kelas, Imam Syafi’i muda hanya duduk mendengarkan apa yang diajarkan gurunya kepada anak-anak lain di kelas.

Imam Syafi’i menjadi begitu mahir dalam belajar dan menyimpan ilmu meski hanya dengan mendengarkan, sehingga pada saat gurunya berhalangan masuk kelas, ia akan turun tangan dan mengambil kelas mengajar teman-temannya.

Gurunya sangat terkesan dengan kemampuannya sehingga dia mengangkatnya sebagai siswa formal tanpa biaya tambahan.

Kemiskinan sedemikian rupa sehingga Imam Syafi’i tidak mampu memperoleh kertas, sehingga ia akan menggunakan tulang, batu, dan daun lontar sebagai bahan tulis.

Namun kemiskinan tidak menghentikannya untuk memperoleh pengetahuan legendaris.

Imam Syafi’i tidak hanya menghafal seluruh Al-Qur’an, tetapi juga sejarah dan etimologi setiap ayat, semuanya pada usia 10 tahun.

Pada usia 15 tahun dia begitu lengkap dalam semua Pengetahuan Islam sehingga Mufti Mekkah, Muslim Ibn Khalid Al-Zinji, telah memberinya wewenang untuk mengeluarkan Fatwa.

Berikut ini Pesan dari Imam Syafi’i

1. “Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

Page: 1 2

LP-KPK NTB KOMCAB KOTA MATARAM

Recent Posts

KPK, Ayo Turun! Gedung Sekolah di NTB Jadi Ladang Korupsi

Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…

5 jam ago

Gedung Sekolah Jadi Proyek Terkorup? Miliaran Hilang dalam Dugaan Skandal DAK NTB

Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…

7 jam ago

OTT Dikbud NTB: Pejabat dan Uang Rp 50 Juta Diamankan Polisi!

Polresta Mataram berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang pejabat penting di Dinas Pendidikan…

12 jam ago

Dugaan Proyek Asal Jadi, Jembatan Penghubung Lombok Tengah Hancur Sebelum Selesai

Lalu Ibnu Hajar Ketua Umum DPP Ormas Sasaka Nusantara NTB Investigasi Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung…

13 jam ago

Gunung Emas Melimpah di Arab Saudi, Akankah Dunia Berada di Ambang Bencana?

Berita mengenai "Gunung Emas" di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak orang, terutama yang mengaitkannya…

23 jam ago

Jual Beli Proyek atau Pembangunan? Drama Dana DAK NTB Memanas!

Terkait dugaan jual beli proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) yang muncul tuntutan dari sejumlah pihak…

1 hari ago