10 Daerah Tingkat Pengangguran Tinggi 2023, Terbanyak Bukan NTB

8.        Sulawesi Tenggara: 3,66 persen.

9.        Bali: 3,73 persen.

10.      Nusa Tenggara Barat (NTB): 3,73 persen.

Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia

6.        Sulawesi Utara: 6,19 persen.

7.        Maluku: 6,08 persen.

8.        Sumatera Barat: 5,9 persen.

9.        Aceh: 5,75 persen.

10.      Papua Barat: 5,53 persen.

Sementara itu, sepuluh provinsi yang mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka paling rendah per Februari 2023, antara lain:

1.        Sulawesi Barat: 3,04 persen.

2.        Gorontalo: 3,07 persen.

Melansir Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, secara umum ada lima penyebab tingginya pengangguran. Antara lain:

ketidakseimbangan jumlah angkatan kerja dengan kesempatan kerja, terbatasnya kesempatan yang dipengaruhi oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi dan pandemi Covid-19, rendahnya kualitas angkatan kerja, kesenjangan persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan, serta minimnya motivasi dan jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja baru.

Baca Juga:

Muhammad Ja’far Hasibuan, seorang ilmuwan muda yang telah membawa harum nama Indonesia di kancah internasional

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo menjelaskan, tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten menjadi salah satu target pembangunan nasional dalam rangka penurunan pengangguran.

Lebih lanjut, kata Himawan, upaya yang perlu dilakukan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil, profesional, dan kompeten dengan menyelenggarakan program-program pelatihan (vocational training) yang intens dan berkelanjutan.

Lembaga pelatihan kerja, pemerintah, maupun pemangku kebijakan lainnya harus menyelenggarakan pelatihan yang mengarah pada standar kualifikasi tenaga kerja.

Menurut Himawan, pelatihan kerja guna mengurangi angka pengangguran tidak boleh dilaksanakan secara sembarangan.

Program pelatihan kerja harus didukung dengan kualitas pembelajaran, sumber daya manusia termasuk instruktur terbaik, kelengkapan peralatan, sarana, dan prasarana, ketersediaan bahan pelatihan, manajemen, serta disokong oleh anggaran/dana yang tepat.  **